Pemantauan Kesehatan Struktur Gedung Menggunakan Structural Health Monitoring System
16 April 2018 16:34
Gedung merupakan konstruksi yang tingginya melebihi bangunan yang ada di sekitarnya. Biasanya tinggi gedung lebih dari 20 lantai yang dilengkapi lift atau tangga darurat untuk akses ke setiap lantainya.
Tidak selamanya gedung terus berdiri kokoh dan stabil, pada saat pembuatan perencanaan pembangunan, biasanya ketahanan struktur gedung diperkirakan lebih dari 20 tahun. Namun sayangnya, ada saja bangunan gedung yang ternyata lebih cepat rusak dari perencanaan atau perkiraan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan rusaknya struktur gedung, salah satunya adalah faktor alam.
Kondisi geologi di Indonesia masih sangat rawan dengan bencana alam yang cukup fatal seperti gempa. Masih banyak struktur gedung di Indonesia yang belum kuat menahan getaran akibat gempa dengan skala besar.
Dibutuhkan monitoring atau pemantauan pada struktur gedung untuk mendeteksi kerusakan secara dini, sehingga jika terjadi masalah atau kerusakan pada struktur bangunan baik karena faktor alam atau karena mutu yang kurang berkualitas bisa langsung diketahui. Pemantauan struktur juga dapat meminimalisir resiko amblasnya pondasi, miringnya struktur, dan lainnya.
Perawatan struktur gedung disebut dengan Structural Health Monitoring System (SHMS).
Sumber gambar : depositphotos.com
Dalam SHMS menggunakan Instrument yang dibantu dengan sensor seperti Uniaxial Accelerometer (X,Y,Z), Triaxial Accelerometer, Temperature dan Humadity, Biaxial Tiltmeter dan sensor kecepatan angin.
Pemasangan sensor juga tidak sembarangan, pemasangan haruslah di titik yang rawan. Untuk mengetahui tingkat kekuatan struktur dapat dipasangkan sensor Uniaxial dan Triaxial Accelerometer. Jika untuk mengetahui kemiringan pada kemiringan gedung dapat memasangkan Biaxial Tiltmeter.
Setelah pemasangan selesai, kabel sensor dipasang padaData logger untuk mempermudah merubah gaya menjadi nilai. Dari Data logger akan diteruskan ke laptop untuk yang selanjutnya untuk dianalisa.
Sensor yang sudah dipasang akan bekerja ketika gempa datang mengguncang gedung, sensor tersebut aktif mulai merekam gaya gempa, arah gempa, kekuatan gempa dan efeknya terhadap struktur gedung.
Selain itu, pemasangan instrument SHMS ini juga bisa dilengkapi Early Warning System atau sistem peringatan dini yang sudah terintegrasi dengan setiap sensor yang sudah dipasang, sehingga ketika gempa datang alarm peringatan langsung berbunyi.
Testindo melayani pemasangan Instrument Structural Health Monitoring System (SHMS) yang dilengkapi Early Warning System untuk gempa pada bangunan bertingkat seperti gedung, apartement, rumah susun, dan lainnya. Informasi pemesanan dan konsultasi hubungi kami di nomor Telepon: (021) 29563045, Whatsapp: 0813 9929 1909, Email: sales@testindo.com
Another Blog
-
Condition Monitoring Jembatan Dengan Inspection…
-
Kota Jakarta Terancam Krisis Air Minum
-
Tol Pemalang-Batang Retak Sepanjang 3 Meter
-
Penilaian Komite Keselamatan Konstruksi Tentang…