Peran Crack Monitoring System untuk Memantau Retakan Jalan Akibat Pumping
07 November 2017 09:46
Jalanan yang sering dilalui banyak kendaraan umumnya terbuat dari beton semen (rigid pavement) dengan harapan mampu menahan volume kendaraan yang tinggi. Hal ini dikarenakan beton semen memiliki unsur yang lebih kuat dibandingkan perkerasan lentur. Selain itu, biaya perawatannya juga tidak terlalu tinggi. Namun, jika melihat jalan-jalan di Indonesia yang mengalami kerusakan berupa retak hingga amblas faktor utamanya disebabkan oleh pumping atau pemompaan.
Jika pumping terus dibiarkan maka dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar, selain keretakan juga bisa menyebakan penurunan slab beton sehingga sangat membahayakan kendaraan yang lewat di atasnya. Jika sudah terjadi seperti ini maka biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan tentunya akan jauh lebih besar.
Penjelasan singkat terjadinya pumping :
(Gambar 1) Air yang berasal dari hujan ataupun rembesan sungai dan selokan masuk ke dalam beton melalui celah sambungan dan retakan pada bagian slab beton.
(Gambar 2) Beban diatas beton berupa kendaraan yang lewat menuju sambungan beton membuat air yang berada di approach slab mulai pindah ke leave slab atau slab selanjutnya.
(Gambar 3) Ketika beban sudah pindah ke leave slab maka air yang tadinya berada di bawah leave slab bergerak dan pindah dengan cepat ke approach slab. Pergerakan air yang cukup cepat ini membuat tanah menjadi mengalami erosi pada bagian dasarnya (subgrade). Sehingga memaksa air dan sebagian butiran tanah keluar melalui celah slab beton.
(Gambar 4) Dan akhirnya rongga pada bagian leave slab pada slab beton terbuka lebar dan memungkinkan terjadinya penumpukan di bawah slab sebelumnya. Rongga yang terbuka ini dapat menimbulkan efek kantilever yang mengakibatkan patahan atau retakan yang cukup besar ketika dilewati beban yang berat.
Kondisi jalan seperti ini memang harus selalu dipantau untuk menghindari keretakan yang lebih luas dan lebar. Salah satu caranya adalah menggunakan crack monitoring system yaitu suatu sistem pemantauan keretakan jalan. Ketika retak pada jalan semakin melebar atau terjadi pergerakan, maka sistem secara otomatis akan memberikan sinyal kepada operator.
Semua data dari sistem bisa dilihat melalui monitor yang terhubung dengan sensor monitoring yang terpasang pada jalan. Sistem crack monitoring menggunakan teknologi wireless yang jangkauan sinyalnya mampu menjangkau jarak 10 km.
PT Testindo sebagai perusahaan control dan online monitoring menyediakan layanan crack monitoring system dengan teknologi dan peralatan yang memadai dan didukung tenaga ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Informasi pemesanan silakan hubungi kami melalui nomor telpon yang tertera di website ini. Anda juga bisa chat dengan tim kami melalui fitur chating online yang ada di pojok bawah website ini.
Another Blog
-
Condition Monitoring Mesin Anda Dengan Vibration…
-
Insiden Longsor Underpass Bandara Soetta
-
Defini Kekerasan dan Metode Uji Kekerasan
-
Mengetahui Kerusakan Material dengan Pengujian…